Minggu, 10 April 2016

Terlahir Kidal, Salahkah?

“Kok nulisnya pake tangan kiri?”
“Kok bisa sih nulis pake tangan kiri?
“Kidal ya?”
“Nggak sopan tau nulis pake tangan kiri.”

Pernah mendengar ini semua? Pernah mengeluarkan pertanyaan/pernyataan sejenis ke teman kamu? Atau bahkan pertanyaan/pernyataan tersebut ditujukan kepada kamu? Pernah terpikir apa yang dipikirkan orang kidal terhadap statement seperti itu?

Sebagian mungkin menganggap kidal sebagai sebuah anomali, didasarkan atas fakta bahwa hanya ada sekitar 10% orang kidal dari seluruh populasi dunia. Kalau saya pribadi lebih memandangnya sebagai ekspresi keragaman gen yang diperkuat oleh faktor lingkungan. Satu yang saya tidak setuju yaitu, anggapan bahwa kidal adalah sebuah kelainan dalam arti negatif.

Bicara tentang handedness, tak akan lepas dari hubungannya dengan otak. Otak terbagi menjadi dua bagian (hemisfer), yaitu hemisfer kanan dan kiri yang keduanya dihubungkan oleh corpus calosum. Seperti yang kita tahu, otak kanan mengendalikan bagian tubuh sebelah kiri dan sebaliknya. Tentang bagaimana handedness atau hand preference bisa terjadi, para ilmuwan punya pendapat yang beragam, diantaranya; gen, gender, perkembangan janin, faktor lingkungan (mencontoh), kerusakan otak, dan penyesuaian karena terjadi cedera (dikutip dari BetterHealth Channel, Victoria State Government).

Left-handedness, tidak hanya di Indonesia, memang sering dikaitkan dengan hal-hal yang kurang baik; ketidaksopanan, kasar, tabu, kejahatan, dan lain sebagainya. Pernah dengar istilah ‘tangan setan’? yap, itu juga digunakan untuk menggambarkan seseorang yang kidal. Tapi salahkah jika kita terlahir sebagai seorang kidal? atau dalam kasus saya cross-dominance?

Sesungguhnya manusia tidak dapat memilih ia akan terlahir seperti apa. Jadi rasanya kurang bijak untuk menyalahkan seseorang atas ke-kidal-annya. Untuk beberapa urusan dengan orang lain memang sebaiknya mengikuti budaya orang kebanyakan agar tidak terjadi salah paham. Kebanyakan orang kidal yang saya temui pun begitu, tetap bersalaman dengan tangan kanan, transaksi dengan tangan kanan. Mungkin mereka menyadari posisinya sebagai minoritas di negara dengan budaya timur yang kental.

Beberapa pendapat negatif justru datang dari sebagian kecil orang ‘normal’ yang  mengatakan kidal adalah sesuatu yang buruk. Pernah saya iseng mencari pendapat orang tentang kidal dan menemukan sesuatu yang menurut saya mengejutkan. Pendapat ini saya temukan di sebuah forum tanya jawab, disitu dikatakan bahwa “Kidal adalah suatu kelainan karena tidak sesuai dengan keadaan normal manusia. Untuk itu harus berlatih dibiasakan menggunakan tangan kanan.”. Saya lupa kata-kata persisnya bagaimana, tapi kurang lebih seperti itu. Untuk istilah kelainan saya tidak begitu keberatan, karena kenyataannya kidal memang bukanlah suatu yang umum terjadi pada manusia (hanya 10% populasi dunia). Nah untuk kalimat kedua, agaknya saya kurang sependapat. Beberapa jurnal yang pernah saya baca menemukan beberapa kelainan belajar dan stuttering (saya tidak tahu bahasa Indonesia yang tepat) terjadi pada anak-anak karena ‘dipaksa’ untuk jadi normal dengan menggunakan tangan kanannya. Pernah menonton film The King’s Speech? Mungkin itu bisa jadi gambaran.

Saya sendiri bukanlah seorang kidal, tapi bukan pula seorang ‘normal’ menurut pandangan kebanyakan orang. Saya menggunakan tangan kanan untuk makan, berjabat tangan, dan dalam proses transaksi (menerima/memberi), selebih itu saya menggunakan tangan kiri, dengan alasan lebih kuat dan lebih nyaman. Istilahnya saya seorang cross-dominance. Tapi istilah moderately left-handed sepertinya lebih keren, jadi saya prefer ke istilah ini. Kegiatan yang saya lakukan dengan tangan kanan bukannya tidak bisa saya lakukan dengan tangan kiri, bisa saja jika saya mau, namun di tengah masyarakat kita yang menganut budaya timur, rasanya hal tersebut tidaklah tepat untuk dilakukan. Bahkan untuk makan, agama yang saya anut menganjurkan saya untuk melakukannya dengan tangan kanan. Tidak masalah bagi saya, karena memang sudah dibiasakan. Berbagai pertanyaan bahkan pernyataan sinis dari orang lain pernah saya rasakan ketika saya ‘lupa’ untuk menggunakan tangan kiri di tempat yang seharusnya. Bahkan untuk hal sepele seperti menulis saja masih banyak pertanyaan yang cukup membuat panas telinga.

Menurut pendapat saya, tidak ada yang salah dengan terlahir sebagai orang kidal. Dari segi ilmu pengetahuan, tidak ada yang mempermasalahkan fenomena kidal. Yang ada hanya rasa ingin tahu mengapa ke-kidal-an bisa terjadi. Dan dari pengetahuan agama yang saya miliki, tidak ada larangan untuk seseorang menggunakan tangan kirinya untuk beraktivitas, kecuali untuk makan dan minum. Pertimbangan budaya juga menjadi pertimbangan dalam menggunakan tangan kiri. Tidak mungkin kan berjabat tangan jika satu orang menggunakan tangan kanan sedang yang lain menggunakan tangan kiri? Nggak akan ketemu dong?

Referensi:
Bryngelson, Bryng; Clark, Thomas B. (1933). “Left Handedness and Stuttering. The Journal of Heredity (American Genetic Association) 24 (10): 387–390.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar